Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Campak
Campak
Disusun oleh :
Nanda Riski Oktavia Scorpiolita (1614201079)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2016-2017
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2016-2017
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN CAMPAK DI PUSKESMAS CIPONDOH
KOTA TANGERANG
PENDIDIKAN KESEHATAN CAMPAK DI PUSKESMAS CIPONDOH
KOTA TANGERANG
Pokok
bahasan :
Campak
Sub-Pokok
bahasan : Pengertian
campak, penyebab campak, tanda dan gejala campak, cara penularan campak, cara
pencegahan campak, cara pengobatan campak
Sasaran : Ibu Dina
Tempat : Puskesmas
Waktu :
20 menit
I.
Tujuan
Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang campak,
diharapkan peserta penyuluhan dapat mengetahui dan memahami penyakit campak.
II.
Tujuan
Khusus
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 20 menit tentang campak, peserta
penyuluhan diharapkan mampu:
1. Menyebutkan
pengertian campak
2. Menjelaskan
penyebab campak
3. Menyebutkan
tanda dan gejala campak
4. Menjelaskan
cara penularan penyakit campak
5. Menjelaskan
cara pencegahan campak
6. Menjelaskan
cara pengobatan campak
III.
Materi
(terlampir)
1. Pengertian
campak
2. Penyebab
campak
3. Tanda
dan gejala campak
4. Cara
penularan campak
5. Cara
pencegahan campak
6. Cara
pengobatan campak
IV.
Metode
Ceramah dan Diskusi
V.
Media
Flipchart
Leaflet
VI.
Kegiatan
Belajar-Mengajar
No
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Respon Peserta
|
1.
|
5 menit
|
Pendahuluan:
-
Mengucapkan salam dan perkenalan
-
Mengingatkan kontrak waktu
-
-
Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan yang akan disampaikan
-
Persiapan
mental sasaran
-
Oral Test
|
-
Menjawab salam
-
Menyepakati kontrak
-
Mendengarkan
-
Memperhatikan
-
Menjawab
|
2.
|
10
menit
|
Pelaksanaan:
-
Pengertian campak
-
Penyebab campak
-
Tanda dan gejala campak
-
Cara penularan campak
-
Cara pencegahan campak
-
Cara pengobatan campak
|
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
|
3.
|
5 menit
|
Penutup:
-
Diskusi tanya
jawab
-
Oral Test
-
Menutup acara
mengucap salam
|
-
Aktif bertanya
-
Menjawab
-
Menjawab salam
|
VII.
Kriteria Evaluasi
1.
Evaluasi
struktur
-
SAP
telah dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum pelaksanaan
-
Tersedianya
tempat, media, dan alat
-
Kesepakatan
kontrak waktu dan tempat
2.
Evaluasi
proses
-
Perkenalan
dan kontrak awal mahasiswa dengan peserta penyuluhan
-
Penggunaan
komunikasi terapeutik oleh mahasiswa saat berinteraksi dengan peserta
penyuluhan
-
Peserta penyuluhan berperan aktif dalam diskusi dan tanya jawab
-
Kesepakatan
kontrak pertemuan berikutnya dengan peserta penyuluhan
-
peserta
penyuluhan mengikuti
kegiatan dari awal hingga selesai
3. Evaluasi hasil
-
Peserta dapat menjelaskan secara sederhana mengenai
pengertian campak
-
Peserta dapat menyebutkan penyebab campak
-
Peserta dapat menyebutkan cara penularan campak
-
Peserta dapat menyebutkan
orang yang rentan terkena cacar
-
Peserta dapat menyebutkan minimal 4 dari
8 tanda dan gejala campak
-
Peserta dapat menyebutkan cara
pengobatan dan pencegahan campak
CAMPAK
I.
Pengertian
campak
Campak
menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo
papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38oC atau
lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah.
II. Penyebab campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus
genus morbili virus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam
darah dan secret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung)
pada masa gejala awal hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan
selaput lendir. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah
140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di
dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang
mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks 5 nukleoproteindari
myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul
sebagai hemaglutinin.
III. Tanda dan gejala campak
Gejala klinis
dibagi menjadi 3 stadium, yakni:
A. Stadium
Kataral atau Prodormal
Biasanya berlangsung 4-5 hari,
ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium,
kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi atau daerah
mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa
bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnosa pasti terhadap penyakit campak.
B.
Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh
karena panas tinggi, kadang-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash
(bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3-7 hari demam. Rash timbul secara
khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi,
menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka
bengkak.
C.
Stadium konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas
kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang
sendiri. Panas badan menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.
IV. Cara penularan campak
Cara
penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena
menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan
penderita morbili atau campak artinya, seseorang dapat tertular campak bila
menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya
ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum
gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia prasekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal
terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi,
infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang
telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah :
a)
Bayi berumur lebih dari 1 tahun
b)
Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
c)
Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan
imunisasi kedua.
V.
Cara
pencegahan campak
a) Pencegahan
Primordial
Pencegahan primordial dilakukan
dalam mencegah munculnya faktor predisposisi atau resiko terhadap penyakit
campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat
dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang
tinggi untuk penyakit campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting
peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan
seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan, konseling nutrisi dan
penataan rumah yang baik.
b)
Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang
termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi berpotensi
untuk terkena penyakit campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya campak dan upaya untuk
mengeliminasi faktor-faktor tersebut.
1.
Penyuluhan
Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan mengenai campak. Di samping kepada penderita campak, edukasi juga diberikan
kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak
perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada
pasien campak adalah definisi penyakit campak, faktor-faktor yang berpengaruh
pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan campak secara
umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi campak.
2.
Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit
campak dilakukan dengan vaksinasi campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi
berumur 9-15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin
hidup yang diolah menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak
0,5 ml. Vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC
yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin campak dapat diberikan sebagai
vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR).
Vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen
diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan penyimpanan dan
transportasi vaksin harus pada temperature antara 2oC-8oC
atau ± 4oC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari.
Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4
jam. Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :
a.
Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi
aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua
macam vaksin campak, yaitu vaksin yang berasal dari virus campak hidup yang
dilemahkan (tipe Edmonstone B); vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan
(dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium). Namun sejak
tahun1967, vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan
lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat
menimbulkan gejala atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal dari virus
campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain Schwarz
(1965) dan kemudian menjadi strais Moraten (1968). Dosis baku minimal pemberian
vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan, namun dilaporkan
bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama. Vaksin
ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan campak Jerman (vaksin MMR
atau mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk
MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada
usia 4-6 tahun. Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela
dan parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri, tetanus,
polio dan lain-lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi
tersebut pada umumnya aman dan tetap efektif.
b.
Imunisasi pasif
Imunisasi
pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin
plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan
dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma
globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5
hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang sempurna
diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di
bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa
inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk
mendapatkan derajat perlindungan yang diharapkan. Kontraindikasi vaksin: reaksi
anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi
(keganasan hematologi atau tumor padat), imunodefisiensi kongenital, terapi
imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat.
3.
Isolasi
Penderita
rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam
kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi
selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c)
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes
penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan
segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang
beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan
pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah 13
kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang
peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d)
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah
kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah
perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi
sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini
diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter maupun antara
dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit campak.
Begitu pun dengan pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar
disiplin terkait sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik
dengan para ahli sesama ilmu.
VI. Cara pengobatan campak
Penderita
campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatik, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya
saja dengan pemberian vitamin A.
Cara
pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita :
a.
Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul
merah (200.000 SI) untuk balita
b.
Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang
bersih
c.
Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi
kapsul dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul.
d.
Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan
langsung 1 kapsul untuk diminum
Cara
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas :
a.
Diberikan segera setelah melahirkan dengan cara
meminum langsung 1 (satu) kapsul
b.
Kemudian minum 1 (satu) kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama
Tempat
pemberian vitamin A diberikan secara gratis di sarana fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti : RS, Puskesmas, Postu, polindes, praktek dokter/bidan
swasta, posyandu, sekolah, TK, dan PAUD.
CONTOH MEDIA LEAFLET
VIDEO YANG DAPAT MENJADI REFERENSI
https://www.youtube.com/watch?v=y0opgc1WoS4
terimaksih infonya laha mena eeeeee
BalasHapus